ABSTRAK
Secara umum, Jiwa adalah sesuatu yang menjadi sumber kehidupan dalam ruang lingkup mahluk Tuhan Yang Maha Esa, merupakan keseluruhan keadaan batin manusia yang terdiri atas pengenalan (kognitif), perasaan (afektif), kehendak (konasi), dan psikomotorik. Jiwa 45 adalah sumber kehidupan bagi perjuangan bangsa yang merupakan kekuatan batin dalam merebut, mempertahankan kemerdekaan, menegakkan kedaulatan rakyat, dan mengisi kemerdekaan.
Semangat adalah roh kehidupan yang memberi kekuatan dan dorongan berkehendak, bekerja dan berjuang; baik yang datang dari dalam diri (intrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik), dan terutama atas dasar ketakwaan. Semangat 45 adalah dorongan dan perwujudan yang dinamis dari Jiwa 45 yang membangkitkan kemauan untuk berjuang merebut, mempertahankan kemerdekaan, menegakkan kedaulatan rakyat, dan mengisi kemerdekaan.
Nilai adalah konsep abstrak mengenai suatu masalah dasar berupa norma agama, budaya dan moral bangsa yang sangat penting dalam kehidupan dan mempengaruhi tingkah laku. Nilai 45 adalah norma yang telah didapat dan disepakati sebagai ukuran dari sifat / perbuatan dan dinyatakan dalam kualitas.
Angka 45 menunjukkan tahun yang merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam mengakomodasi etos kejuangan bangsa sehingga dapat memproklamasikan kemerdekaan bangsa. Jiwa, Semangat dan Nilai-nilai 45 adalah dasar, kekuatan, daya dorong dan moral perjuangan bangsa. Merupakan suatu rangkaian kata yang erat berkaitan, dapat dibedakan tetapi tak dapat dipisahkan dan harus diartikan sebagai kesatuan yang bulat dan utuh.
JSN45 sebagai Nilai perjuangan Bangsa Indonesia bertugas “Tetap Melestarikan Jiwa, Semangat dan Nilai-nilai 45 Sebagai Nilai perjuangan Bangsa Indonesia Dalam Upaya Pembangunan Watak Dan Kepribadian Bangsa Sebagai Bangsa Pejuang Melalui Pelaksanaan Gerakan Nasional Kesadaran Kebangsaan Guna Mempersiapkan Warga Negara Terutama Calon-calon Pemimpin Bangsa Yang Berkualitas Dan menciptakan pemimpin Sesuai Cita-cita Kebangsaan Yang Mampu Mengemban Citra Proklamasi 1945 Serta Menjadi Perekat Berbangsa Dan Bernegara”
BAB I
PENDAHULUAN.
A. LATAR BELAKANG.
Setiap bangsa di dunia mempunyai dasar atau landasan, kekuatan, dan daya dorong bagi perjuangannya, yang berupa jiwa, semangat dan nilai-nilai untuk mencapai cita-cita nasionalnya. Begitu juga Bangsa Indonesia telah memiliki jiwa, semangat dan nilai-nilai 45 yang merupakan akumulasi nilai-nilai kejuangan bangsa Indonesia. Masalahnya, apakah dalam alam kemerdekaan nilai nilai 45 perlu terus digelorakan ? Untuk siapa, dimana, kapan, kenapa dan bagaimana manfaatnya? Dengan memahami nilai-nlai 45 diharapkan bisa menjawab masalah tersebut.
Dulu berjuang mengusir musuh yaitu Belanda, sekarang musuhnya multidimensi yaitu; kebodohan, kemiskinan, kesejahteraan, keadilan, disintegrasi dan KKN. Mengapa sepertinya Negara dan pemerintahan kesulitan mengatasi masalah tersebut setelah 65 tahun merdeka?
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang dapat diangkat dari latar belakang diatas adalah sebagai berikut:
1. Apakah sebenarnya Jiwa, Semangat dan Nilai-Nilai 45 (JSN 45) itu?
2. Apa saja dinamika mengenai perkembangan Jiwa, Semangat dan Nilai-Nilai 45?
3. Bagaimanakan metode yang tepat dalam melestarikan Jiwa, Semangat dan Nilai-Nilai 45?
4. Bagaimanakah pola penerapan JSN 45 agar bisa diaplikasikan dengan baik?
C. TUJUAN
1. Dapat mendefinisikan secara jelas mengenai pengertian serta rumusan Jiwa, Semangat dan Nilai-Nilai 45.
2. Mengetahui dinamika yang terjadi dalam perkembangan Jiwa, Semangat dan Nilai-Nilai 45..
3. Mengetahui metode yang tepat dalam melestarikan Jiwa, Semangat dan Nilai-Nilai 45.
4. Mengetahui pola penerapan JSN sehingga bisa diaplikasikan dalam kehidupan kita semua.
D. METODE
1. Kajian pustaka
Penyusun melakukan kajian pustaka dari buku-buku literatur, situs-situs internet maupun dari makalah-makalah yang relevan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan JSN 45.
Jiwa, semangat dan nilai-nilai kejuangan bangsa Indonesia tidak lahir seketika, tetapi merupakan proses perkembangan sejarah dari zaman ke zaman. Artinya, bahwa embrio nilai itu sudah ada dari jaman kerajaan, hanya belum muncul dan dirumuskan. Barulah tercapainya titik kulminasi atau titik puncak pada tahun 1945 nilai-nilai itu disepakati sebagai dasar/landasan/kekuatan dan daya dorong bagi para pendiri republik Indonesia.
Untuk memperoleh gambaran tentang nilai-nilai 45 yang berkembang pada setiap zamannya diadakan periodisasi sebagai berikut :
1) Periode I : Masa sebelum Pergerakan Nasional
Yaitu saat masa kejayaan kerajaan-kerajaan di wilayah nusantara, masuknya berbagai agama serta kedatangan bangsa-bangsa barat. Wilayah nusantara dahulu terdiri dari bebarapa kerajaan Hindu, Budha dan Islam yang merdeka dan berdaulat. Kerajaan itu antara lain Sriwijaya, Majapahit dan Mataram.
Pada periode ini masuklah beberapa agama yaitu Budha, Hindu, Islam, Kristen yang kemudian dianut oleh penduduk setempat dengan penuh kerukunan. Pada waktu itu sudah mulai timbul jiwa, semangat dan nilai-nilai kejuangan timbul yaitu kesadaran harga diri, jiwa merdeka, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kerukunan hidup umat beragama serta kepeloporan dan keberanian.
2) Periode II : Masa Pergerakan Nasional
Yaitu masa pergerakan nasional, masa proses keruntuhan kerajaan-kerajaan nusantara. Masa perlawanan senjata oleh kerajaan-kerajaan nusantara serta masa kebangkitan kembali Bangsa Indonesia dan perlawanan di bidang ideologi politik, ekonomi, sosial dan budaya; penjajahan Jepang dan lahirnya Pancasila.
Dalam masa ini timbul perlawanan di wilayah nusantara seperti Sultan Agung Hanyokrokusumo (1628-1629), Sultan Hasanudin (1633-1636), Kapitan Patimura (1817), Pangeran Diponegoro (1825-1830) dan masih banyak lagi. Namun perlawanan tersebut masih bersifat lokal dan tidak ada koordinasi sehingga dengan politik devide et impera yang dilakukan oleh penjajah, perlawanan tersebut mampu dipatahkan.
Dalam tahap perjuangan ini jiwa merdeka semakin menggelora, rasa harga diri bangsa yang tidak mau dijajah menggugah semangat mereka dan perlawanan seluruh masyarakat terhadap penjajah untuk berusaha merebut kembali kedaulatan dan keormatan bangsa.
Sejak itu timbulah jiwa, semangat dan nilai-nilai kejuangan, nilai harkat dan martabat manusia, jiwa dan semangat kepahlawanan, kesadaran anti penjajah / penjajahan, kesadaran persatuan dan kesatuan perjuangan. Pada abad XX perlawanan senjata makin berkurang dan beralih pada perjuangan dengan koordinasi persatuan dan kesatuan pejuang. Tahap perjuangan ini dikenal sebagai Kebangkitan Nasional. Dalam tahap ini timbul pergerakan seperti Budi Utomo (1908), Serikat Dagang Islam/ Serikat Islam (1912) dan juga gerakan emansipasi yang dipelopori RA. Kartini.
Pada tahun 1928 terjadilah sumpah pemuda yang merupakan manifestasi tekad dan keinginan bangsa Indonesia dalam menemukan dan menentukan identitas, rasa harga diri sebagai bangsa, rasa solidaritas menuju persatuan dan kesatuan bangsa lalu menjurus pada kemerdekaan dan kedaulatan bangsa.
Jepang menjajah Indonesia tahun 1942-1945. Akibat penjajahan Jepang, rakyat Indonesia mengalami penderitaan. Namun penggemblengan pemuda dapat menimbulkan semangat yang kokoh dan memupuk militansi yang tinggi untuk merdeka. Penggemblengan oleh Jepang menimbulkan hikmah dan manfaat untuk merebut kemerdekaan.
Pada akhir penjajahan Jepang, tepatnya tanggal 1 Juni 1945, IR. Soekarno dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) menyampaikan pokok-pokok pikirannya tentang falsafah bangsa dan negara yang dinamakan PANCASILA.
Perlu diketahui bahwa tahap perjuangan antara Kebangkitan Nasional dan akhir masa penjajahan Jepang merupakan persiapan kemerdekaan. Jiwa, semangat dan nilai-nilai kejuangan semakin menggelora.
3) Periode III : Masa Proklamasi dan Perang Kemerdekaan
Titik kulminasi perjuangan kemerdekaan tercapai dengan Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Pada 18 Agustus 1945 disahkan PANCASILA sebagai falsafah bangsa dan negara. UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
Lahirnya negara Republik Indonesia menimbulkan reaksi pihak Belanda yang ingin menjajah kembali dan mulailah perjuangan yang dasyat dalam segala bidang melalui perjuangan senjata, bidang politik dan diplomasi. Perjuangan ini melahirkan nilai-nilai operasional yang memperkuat jiwa, semangat dan nilai-nilai kejuangan yang telah ada sebelumnya, terutama rasa harga diri sebagai bangsa yang merdeka, semangat untuk berkorban demi tanah air, bangsa dan negara. Kemudian berkembang hingga akhir periode ketiga diberi nama sebagai Jiwa, Semangat dan Nilai-Nilai 45.
4) Periode IV : Masa Perjuangan Mengisi Kemerdekaan.
Perjuangan masa ini tidak terbatas waktu karena perjuangan bermaksud mencapai tujuan akhir nasional seperti yang tercantum dalam UUD 1945. Dalam periode ini jiwa, semangat dan nilai-nilai kejuangan yang berkembang sebelumnya tetap lestari, yaitu nilai-nilai dasar yang terdapat pada Pancasila, proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Yang akan mengalami perubahan adalah nilai operasional. Secara kuantitatif dalam masa perjuangan mengisi kemerdekaan kemungkinan nilai-nilai ini akan bertambah. Sedang secara kualitatif kemungkinan akan mengalami perubahan-perubahan sesuai dinamika dan kreatifitas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
B. Rumusan Jiwa, Semangat dan Nilai-nilai Kejuangan 45
1. Pengertian
Rumusan Jiwa, Semangat dan Nilai-nilai Kejuangan 45 adalah sebagai berikut :
a. Secara umum, Jiwa adalah sesuatu yang menjadi sumber kehidupan dalam ruang lingkup mahluk Tuhan YME. Jiwa bangsa adalah kekuatan batin yang terkandung dalam himpunan nilai-nilai pandangan hidup suatu bangsa.
b. Semangat adalah manifestasi dinamis atau ekspresi jiwa yang merupakan dorongan untuk bekerja dan berjuang. Jiwa dan semangat suatu bangsa menentukan kualitas nilai kehidupannya.
c. Nilai adalah suatu penyifatan yang mengandung konsepsi yang diinginkan dan memiliki keefektifan yang mempengaruhi tingkah laku.
d. Jiwa 45 adalah Sumber kehidupan bagi perjuangan bangsa Indonesia yang merupakan kekuatan batin dalam merebut kemerdekaan, menegakkan kedaulatan rakyat serta mengisi dan mempertahankannya.
e. Semangat 45 adalah Dorongan dan manifestasi dinamis dari Jiwa 45 yang membangkitkan kemauan untuk berjuang merebut kemerdekaan bangsa, menegakkan kedaulatan rakyat serta mengisi dan memperta-hankannya.
f. Nilai 45 adalah Nilai-nilai yang merupakan perwujudan Jiwa dan Semangat 45 bersifat konseptual yang menjadi keyakinan, keinginan dan tujuan bersama bangsa Indonesia dengan segala keefektifan yang mempengaruhi tindak perbuatan Bangsa dalam merebut kemerdekaan, menegakkan kedaulatan rakyat serta mengisi dan mempertahankannya
2. Nilai-Nilai Dasar dan Nilai Operasional JSN 45
Nilai-nilai dasar dari JSN 45 dapat dijabarkan sebagai berikut :
- Semua nilai yang terdapat dalam setiap Sila dari Pancasila
- Semua nilai yang terdapat dalam Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
- Semua nilai yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945, baik Pembukaan, Batang Tubuh, maupun Penjelasannya
Nilai-nilai operasional yaitu nilai-nilai yang lahir dan berkembang dalam perjuangan bangsa Indonesia selama ini dan merupakan dasar yang kokoh dan daya dorong mental spiritual yang kuat dalam setiap tahap perjuangan Bangsa seterusnya untuk mencapai Tujuan Nasional Akhir seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 serta untuk mempertahankan dan mengamankan semua hasil yang tercapai dalam perjuangan tersebut adalah sebagai berikut
- Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
- Jiwa dan Semangat Merdeka
- Nasionalisme
- Patriotisme
- Rasa harga diri sebagai bangsa yang merdeka
- Pantang mundur dan tidak kenal menyerah
- Persatuan dan kesatuan
- Anti penjajah dan penjajahan
- Percaya kepada diri sendiri dan atau percaya kepada kekuatan dan kemampuan sendiri
- Percaya kepada hari depan yang gemilang dari bangsanya
- Idealisme kejuangan yang tinggi
- Berani, rela dan ikhlas berkorban untuk tanah air, bangsa dan Negara
- Kepahlawanan
- Sepi ing pamrih rame ing gawe
- Kesetiakawanan, senasib sepenanggungan dan kebersamaan
- Disiplin yang tinggi
- Ulet dan tabah menghadapi segala macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan
C. Metode Kelestarian Jiwa, Semangat dan Nilai-nilai 45
1. Metode pelestarian jiwa, semangat dan nilai-nilai 45
Secara umum meliputi metode edukasi, metode keteladanan, metode informasi dan komunikasi serta metode sosialisasi.
v Metode Edukasi.
Maksudnya untuk menanamkan dasar yang kuat untuk penghayatan dan pengamalan jiwa, semangat dan nilai-nilai 45.
v Metode Keteladanan
Melalui metode ini kita bisa memberikan keteladanan kepada orang lain dalam menghayati dan mengamalkan jiwa, semangat dan nilai-nilai 45.
v Metode Informasi dan Komunikasi
Metode informasi merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sifatnya searah. Tujuannya tidak hanya terbatas memberikan penjelasan saja, tetapi dapat memberi ajakan, dorongan dan motivasi kepada orang lain.
v Metode Sosialisasi
Metode ini merupakan upaya untuk menyampaikan pesan yang terkandung dalam jiwa, semangat dan nilai-nilai 45 dalam ruang lingkup masyarakat.
2. Pola penerapan metode jiwa, semangat dan nilai-nilai 45.
1. Pendekatan Edukasi
- Jalur keluarga.
Orang tua berkewajiban mendidik anak-anaknya supaya tanggap dan peka terhadap keadaan dan perkembangan lingkungan, pertumbuhan anak-anaknya, penyebarluasan JSN 45. Hal ini bermaksud agar anak-anak dapat terangsang, menghayati dan mengamalkannya.
- Jalur masyarakat.
Sejalan sengan pendidikan formal melalui jalur sekolah hendaknya pendidikan diluar sekolah juga dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Lembaga-lembaga seperti Karang Taruna, Gerakan Pramuka, Perkumpulan Remaja, dsb merupakan wadah-wadah yang perlu dimanfaatkan untuk menyebarluaskan JSN 45
- Jalur Sekolah.
Pendekatan edukasi melalui jalur pendidikan formal (sekolah) yang terikat pada ruang, waktu, mata pelajaran (kurikulum) dan jenjang persekolahan bertujuan untuk menanamkan JSN 45 melalui proses belajar mengajar.
2. Pendekatan Keteladanan
- Jalur Keluarga.
Pendekatan ini menyangkut sikap, tingkah laku, serta penghayatan dan pengamalannya. Keteladanan orang tua sangat menentukan karena secara naluri pasti akan diikuti oleh anak-anaknya.
- Jalur Sekolah.
Merupakan forum pendidikan formal yang memegang peran utama dalam usaha melestarikan JSN 45. Terutama dalam upaya guru sebagai pendidik dan tokoh panutan sangat berperan menciptakan kondisi yang memungkinkan para anak didik akan dapat menghayati dan mengamalkan JSN 45.
- Jalur Masyarakat.
Melalui jalur masyarakat peranan dan keteladanan tokoh-tokoh masyarakat, para pemimpin informal yang berada ditengah-tengah lingkungan masyarakat sangat membantu dan menentukan untuk penghayatan dan pengamalan JSN 45.
3. Pendekatan Informasi dan Komunikasi.
- Jalur Keluarga.
Iklim yang sejuk dalam keluarga akan membantu dalam pelaksanaan kelestarian JSN 45
- Jalur Sekolah.
Dalam lingkungan sekolah perlu adanya iklim keterbukaan dari kedua belah pihak yaitu pendidik dan peserta didik dan diharapkan mereka mampu mendalami dan mengerti JSN 45
- Jalur Masyarakat.
Penyampaian pesan melalui keteladanan kepada masyarakat juga menyangkut hubungan timbal balik antara pemimpin dan yang dipimpin.
4. Pendekatan Sosialisasi.
- Maksud pendekatan sosialisasi yaitu agar masyarakat mengerti, menghayati dan delanjutnya mengamalkan JSN 45
5. Pendekatan Jalur Agama
- Kecuali yang telah kita uraikan, masih ada jalur lain yang mampu dimanfaatkan yakni jalur agama. Pelestarian JSN 45 akan lebih mudah dalam kehidupan beragama, demikian pula Alim Ulama dan tokoh-tokoh agama sangat menentukan kelestarian JSN 45.
BAB III
KESIMPULAN, SARAN DAN KRITIK
A. KESIMPULAN
Bahwa JSN 45 sebagai nilai – nilai kejuangan sudah berlangsung lama hanya saja mencapai titik kulminasinya pada tahun 1945. JSN sudah terbukti mampu membela dan menegakkan NKRI dan lepas dari penjajahan, serta perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Berbagai krisis yang menimpa bangsa Indonesia dewasa ini dalam banyak hal disebabkan oleh lunturnya JSN 45, terutama dikalangan pemimpinan dan elit politik.
B. SARAN DAN KRITIK
Demikianlah yang bisa penulis jabarkan mengenai tema Sejarah Perkembangan Jiwa, Semangat dan Nilai-Nilai 45. Tentunya keterbatasan waktu, sumber ilmu yang menjadi dasar penulisan menjadikan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Penulis menyadari bahwa orang lain lebih baik dalam mengamati apa yang telah penulis jabarkan, maka dengan besar hati kami membuka berbagai kritik, saran serta masukan yang bersifat membangun agar kita bisa belajar bersama dari berbagai kekurangan yang ada.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas semua partisipasi serta atensi yang diberikan.
Wassalamualaikum warohmatulohi wabarokatuh.
DAFTAR PUSTAKA
§ http://fisipunipassingaraja.blogspot.com/2009/09/dialog-memahami-nilai-nilai-45-bpp_01.html
§ http://jakarta45.wordpress.com/2008/12/07/pengertian-jsn-jiwa-semangat-nilai2-45/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar