1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Ada beberapa pendapat yang berbeda untuk memberi arti istilah “pertumbuhan” dan “perkembangan”. Pengertian “pertumbuhan” dan “perkembangan” yang akan disajikan dalam bab kedua ini digunakan secara umum untuk seluruh isi buku.
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi, artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak dapat dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi bisa dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya.
a. Pertumbuhan
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan.selain dua pengertian tersebut, pertumbuhan juga dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada material sesuatuakibat dari adanya pengaruh lingkungan dari tidak ada menjadi ada, dari sedikit menjadi banyak, dan sebagainya. Ini tidak berarti bahwa pertumbuhan itu hanya berlaku pada hal-hal yang bersifat kuantitatif, karena tidak semua material bersifat kuantitatif.
Hasil pertumbuhan antara lain berwujud bertambahnya ukuran-ukuran kuantitatif badan anak, seperti panjang, berat, dan kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan mencangkup perubahan yang semakin sempurna dalam sistem jaringan saraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani lainnya. Maka dengan demikian, pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses perubahan dan proses pematangan fisik.
Pertumbuhan jasmani berakar pada organisme yang selalu berproses untuk menjadi (the process of coming into being). Pertumbuhan jasmani ini dapat diteliti dengan mengukur berat, panjang, dan ukuran lingkarannya, misalkan ukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, lingkar lengan, dan lain-lain. Dalam pertumbuhannya, setiap bagian tubuh mempunyai perbedaan tempo kecepatan. Misalnya, pertumbuhan alat kelamin berlangsung paling lambat pada masa kanak-kanak, tetapi mengalamin menngalami percepatan pada masa pubertas. Sebaliknya pertumbuhan susunan saraf pusat berlangsung cepat pada masa kanak-kanak dan mengalami perlambatan pada masa akhir kanak-kanak, dan relative berhenti pada masa pubertas.
Perbedaan kecepatan tumbuh masing-masing bagian tubuh mengakibatkan adanya perbedaan dalam keseluruhan proporsi tubuh dan juga menimbulkan perbedaan dalam fungsinya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang kurang normal pada organisme, yakni:
Pertama,faktor-faktor yang terjadi sebelum proses kelahiran. Misalnya, peristiwa kekurangan nutrisi pada ibu dan janin terkena virus , keracuan sewaktu dalam kandungan. Atau terkena penyakit seperti TBC, kolera, tifus, dan lain-lain.
Kedua, faktor ketika lahir atau pada saat proses kelahira. Faktor ini antara lain adalah intracranial haemorage atau pendarahan pada bagian kepala bayi yang disebabkan oleh terkena dari dinding rahim ibu sewaktu bayi dilahirkan dan oleh efek susunan saraf pusat, karena proses kelahiran bayi dilakukan dengan bantuan tang (tangver-lossing).
Ketiga, faktor yang dialami bayi setelah proses kelahiran, antara lain karena oengalaman traumatik pada bagian kepala, kepala bagian dalam terluka karena kepala bayi (janin) terpukul atau mengalami serangan sinar matahari (zonnestiek) atau infeksi pada otak atau selaput otak. Semua penyebab tersebut mengakibatkan pertumbuhan bayi dan anak sangat terganggu.
Keempat, faktor psikologis antara lain karena bayi ditinggalkan ibu, ayah, atau kedua orang tuanya. Sebab lain yaitu anak-anak dititipkan pada suatu lembaga, seperti rumah sakit atau rumah yatim. Anak-anak tersebut mengalami kehampaan psikis (innanitie psikis), sehingga mengakibatkan kelambatan pertumbuhan pada semua fungsi jasmaniah. Pertumbuhan fisik memang mempengaruhi perkembangan psikologis, deminkian juga sebaliknya factor psikologis dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik.
b. Perkembangan
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) sebagai berikut:”Perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenesis, bahwa perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan dimana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap,” proses diferensiasi itu diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri seorang anak.
Sejak bayi dilahirkan, ia telah mempunyai “gambaran total atau gambaran lengkap” tentang dunia ini, hanya saja gambaran tersebut masih kabur dan samar-samar. Terbawa oleh perkembangannya, gambaran total yang samar-samar berangsur-angsur menjadi terang dan bagian-bagiannya bertambah nyata, jelaas dan strukturnya semakin lengkap.
Dalam hubungannya dengan konsep perkembangan orthogenetic yang dikemukakan oleh Werner,maka perubahan-perubahan ke arah terorganisasi dan terintegrasi suatu aspek menunjukkan adanya kontinuitas.
Pada anak pra sekolah dan taman kanak-kanak tampak adanyadiskontinuitas, sedangkan pada kelompok umur yang lebih tinggi sampai dengan mahasiswa menunjukkan kontinuitas.
Menurut Nagel (1957), perkembangan merupakan pengertian dimana terdapat struktur yang terorganisasikan dan mempunyai fungsi-fungsi tertentu, oleh karena itu bilamana terjadi perubahan struktur baik dalam organisasi maupun dalam bentuk, akan mengakibatkan perubahan fungsi.
Menurut Schneirla (1957), perkembangan adalah perubahan-perubahan progresif dalam organisasi organisme, dan organisme ini melihat sebagai sistem fungsional dan adaptif sepanjang hidupnya. Perubahan-perubahan progresif ini meliputi dua faktor yaitu kematangan dan pengalaman.
Spiker (1966) mengemukakan dua macam pengertian yang dihubungkan dengan perkembangan,yakni:
1. Ortogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru dan seterusnya sampai dewasa.
2. Filogenetik, yaitu perkembangan dari asal-usul manusia sampai sekarang ini. Perkembangan perubahan fungsi sepanjang masa hidupnya menyebabkan perubahan tingkah laku, dan perubahan ini juga terjadi sejak permulaan adanya manusia.
Bijou dan Baer (1961) mengemukakan perkembangan psikologis adalah perkembangan progresif yang menunjukkan cara organisme bertingkah laku dan dengan lingkungan. Rumusan lain tentang arti perkembangan dikemukakan oleh Libert, Paulus, dan Strauss (Singgih, 1990:31), yaitu bahwa:”perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan”.
Perkembangan dapat juga dilukiskan sebagai suatu proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan proses pertumbuhan, kematangan, dan belajar (Monk,1984:2).
Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan tersebut dapat dibagi menjadi 4 kategori utama, yaitu :
1) Perubahan dalam ukuran
Perubahan dapatberbentuk pertambahan ukuran panjang atau tinggi maupun berat badan. Berat badan dan panjang badan saat baru dilahirkan akan terus berubah seiring dengan bertambahnya umur diikkuti dengan oleh organ-organ tubuh lain yang mengalami perubahan ukuran, antara lain perubahan volume otak yang membawa akibat terjadinya perubahan kemampuan.
Kemampuan mengenal objek-objek dilingkungannya bertambah sedikit demi sedikit. Semua perubaha tersebut menunjukkan adanya perbedaan kuantitatif yang bisa diukur.
2) Perubahan dalam perbandingan
Dilihat dari sudut fisik terjadi perubahan proporsional antara kepala, anggota badan, dan anggota gerak. Sampai pada umur tertentu perbandingan akan menetap, yakni pada usia akhir belasann tahun.
Perubahan secara proporsional juga terjadi pada perkembangan mental. Perbandingan antara yang tidak riil, yang khayal dann hal-hal yang rasional semakin lama semakin besar. Dalam perkembang social mereka juga sedikit demi sedikit berubah.
3) Berubah untuk mengganti hal-hal yang lama
Hal-hal yang terjadi pada masa bayi dan anak-anak akan berubah seiring dengan bertambahnya usia dan kemampuan yang dimiliki dari diri sang anak. Seperti pada saat bayi terdapat kelenjar buntu yang disebut kelenjar thymus pada daerah dada yang sedikit demi sedikit akan mengalami atrophy (penyusutan) dan menghilang setelah dewasa.
4) Berubah untuk memperoleh hal-hal yang baru
Banyak hal yang baru yang diperoleh selama perkembangan sesuai dengan keadaan dan tingkatan/tahapan perkembangannya . ketika dilahirkan, bayi belum mempunyai gigi dan beberapa waktu kemudian gigi tersebut akan tumbuh. Dengan demikian, bayi memperoleh atau menambah sesuatu yang baru yang sebelumnya belum ada atau belum dumiliki. Begitu pula seterusnya hingga bayi tersebut tumbuh dewasa.
Selama perkembangannya manusia masih tetap menerima dan memperoleh hal-hal yang baru, terutama yang berhubungan dengan kehidupan psikis. Proses perkembangan untuk memperoleh hal-hal baru tersebut, sebagian besar dan untuk waktu yang relative lama adalah mengenai kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan mental. Kehidupan psikis anak merupakan kegiatan yang maju dan terus meningkat.
2. Tugas-Tugas Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosial psikologi manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Oleh Havrighurst perkembangan tersebut dinyatakan sebagai tugas yang harus dipelajari, dijalani, dan dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan hidupnya, atau dengan kata lain perjalanan hidup manusia ditandai dengan berbagai tugas perkembangan yang harus ditempuh.
Tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada upaya untuk menanggulangi sikap dan pola perilaku kekanak-kanakan.
Tugas-tugas perkembangan tersebut oleh Havrighurst dikaitkan dengan fungsi belajar, karena pada hakikatnya perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai upaya mempelajari norma kehidupan dan budaya masyarakat agar ia (mereka) mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik di dalam lingkungan nyata.
Jenis tugas perkembangan remaja pada dasarnya mencangkup segala persiapan diri untuk memasuki jenjang dewasa, yang intinya bertolak dari tugas perkembangan fisik dan tugas perkembangan sosio-psikologis. Havrigurst (Garrison, 1956:14-15) mengemukakan 10 jenis tugas perkembangan remaja, yaitu:
1. Mencapai hubungan dengan teman lawan jenisnya secara lebih memuaskan dan matang;
2. Mencapai perasaan seks dewasa yang diterima secara sosial;
3. Menerima keadaan psikisnya dan menggunakannya secara efektif;
4. Mencapai kebebasan emosional dari orang tuanya dan juga orang-orang dewasa lainnya;
5. Memperoleh kepastian dalam hal kebebasan pengaturan ekonomi sekurangnya untuk dirinya sendiri;
6. Memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan;
7. Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga;
8. Mengembangkan keterampilan dan konsep intelektual yang perlu bagi warga negara yang kompeten;
9. Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial;dan
10. Menggapai suatu perangkat nilai yang digunakan sebagai pedoman tingkah laku.
Tugas-tugas tersebut pada dasarnya (praktis) tidak dapat dipisahkan secara pilah, karena remaja itu adalah pribadi yang utuh. Dilihat dari perkembangan kehidupan secara menyeluruh, pertumbuhan dan perkembangan di masa remaja relatif singkat, namun demikian banyak hal yang harus diselesaikan selama masa p;erkembangan remaja yang singkat ini.
3. Hukum-Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan
Bagi setiap makhluk hidup, sejak kelahirannya dan dalam menjalani kehidupan seterusnya terdapat dasar-dasar dan pola-pola kehidupan yang berlaku umum sesuai denga jenisnya. Pola-pola ini mempunyai arti yang universal yang berlaku dimana-mana. Pola kehidupan yang dimaksudkan bisa dipergunakan sebagai patokan untuk mengenal ciri perkembangan anak-anak di manapun.
Namun lingkungan dan latar belakang kebudayaan di masing-masing bangsa mempengaruhi pola pertumbuhan dan perkembangan bangsa itu, dan dengan demikian akan terjadi atau terbentuk karakteristik yang berbeda.
Berdasarkan persamaan dan perbedaan tersebut dapat diperoleh kecenderungan-kecenderungan umum dalam pertumbuhan dan perkembangan, yang selanjutnya dinamakan hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan.
Pengertian “Hukum”, dalam ilmu jiwa perkembangan tidaklah sama dengan yang biasa dikenal dalam dunia perundang-undangan peradilan. Adapun yang dimaksud hukum perkembangan adalah kaidah fundamental tentang realitas kehidupan anak-anak (manusia) yang disepakati kebenarannya berdasarkan hasil pemikiran dan penelitian yang seksama.
Adapun macam-macam hukum perkembangan, yaitu :
a. Hukum Cephalocoudal
Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki. Bagian-bagian pada kepala tumbuh lebih dahulu dibandingkan dengan bagian-bagian lainnya. Hal ini sudah terlihat pada pertumbuhan prenatal, yaitu pada janin, neonatal, maupun anak-anak, proporsi bagian kepala dengan rangka batang tubuhnya mula-mula kecil dan makin lama perbandingan ini semakin besar.
b. Hukum Proximodistal
Hukum Proximodistal adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik, dan menurut hukum ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Ditinjau dari sudut biologis, sudut anatomis, dan sudut ilmu faal masih banyak lagi ketentuan yang berhubungan dengan pertumbuhan, struktur dan fungsi, serta kefaalan anggota tubuh. Misalnya dalam hal kematangan, annggota-anggota tubuh akan tumbuh, berkembang dan berfungsi yang tidak sama antara satu dengan lainnya.
c. Perkembangan Terjadi dari Umum ke Khusus
Pada setiap aspek terjadi proses perkembangan yang dimulai dari hal-hal yang umum, kemudian secara sedikit demi sedikit meningkat ke hal-hal yang khusus. Dari sudut perkembangan kemampuan juga terlihat penghalusan dari hal-hal yang tadinya umum ke khusus. Dan begitu pula jika dilihat dari segi perkembangan emosinya juga terjadi dari hal-hal yang sama.
Seorang anak akan menangis bila mengalami hal-hal yang tidak enak, menyakitkan, menyedihkan, atau menjengkelkan dengan reaksi yang sama. Namun sedikit demi sedikit akan membedakan rangsangan tertentu dengan reaksi yang berlainan, ia bisa memperlihatkan reaksi kemarahan terlebih dahulu, sebelum ia bisa memperlihatkan emosi cemburu atau iri hati.
d. Perkembangan Berlangsung dalam Tahpan-Tahapan Perkembangan
Dalam perkembangan terjadi penahapan yang terbagi-bagi ke dalam masa0masa perkembangan. Pada satiap perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan yang berbeda antara ciri-ciri yang ada pada suatu masa perkembangan dengan ciri-ciri yang ada pada masa perkembangan yang lain. Sebenarnya ciri-ciri yang ada pada masa perkembangan terdahulu dapat diperlihatkan pada masa-masa perkembangan berikutnya, hanya dalam hal ini terjadi dominasi pada ciri-ciri yang baru.
Ada aspek-aspek tertentu yang tidak berkembang dan tidak meningkat lagi, yang hal ini disebut fiksasi. Aspek intelek pada anak-anak tertentu yang memang secara konstitusional terbatas, pada suatu saat relatif berhenti, tidak bisa atau sulit berkembanga dan dikembangkan. Masalah penahapan (periodisasi) perkembangan ini biasanya juga merupakan masalah yang banyak dipersoalkan oleh para ahli.
e. Hukum Tempo dan ritme Perkembangan
Tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, terus menerus dan dalam tempo perkembangan yang relatif tetap serta bisa berlaku umum. Justru perbedaan-perbedaan waktu, yaitu cepat lambatnya sesuatu penahapan perkembangan terjadi, atau sesuatu masa perkembangan dijalani, menampilkan adanya perbedaan-perbedaan individu.
Dalam praktek sering terlihat dua hal sebagai petunjuk keterlambatan pada keseluruhan perkembangan mental, yakni:
1) Jika perkembangan kemampuan fisiknya untuk berjalan jauh tertinggal dari patokan umum, tanpa ada sebab khusus pada fungsionalitas fisiknya yang terganggu.
2) Jika perkembangan kemampuan berbicara sangat terlambat dibandingkan dengan anak-anak lain pada masa perkembangan yang sama
Cepat lambatnnya sesuatu masa perkembangan dilalui dan seluruh perkembangan dicapai, selain berbeda antara perkembangan filogenetik dan ontogenetik, juga menunjukkan perbedaan secara perorangan meskipun tingkat perbedaannya tidak terlalu besar.
Ritme atau irama perkembangan akan semakin jelas tampak pada saat kematangan fungsi-fungsi. Pada saat itu akan terlihat adanyua selingan di antara cepat dan lambatnya perkembangan, yang kurang lebih tetap/konstan sifatnya.
Setiap perkembangan tidak berlangsung secara melompat-lompat, akan tetapi menurunkan suatu pola tertentu dengan tempo dan irama tertentu pula, yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan dari dalam diri anak.
4. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Perkembangan menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses menuju kedepan dan tidak dapat diulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi perubahan perubahan yang sedikit banyak berisifat tetap dan tidak dapat diulang. Perkembangan menunjukkan pada perubahan-perubuahan dalam suatu arah yang bersifat tetap dan maju.
Diantara para psikolog ada yang tidak membedakan antara istilah perkembangan dan pertumbuhan: namu ada yang lebih setuju akan istilah pertumbuhan. Hal ini mungkin untuk menunjukkan bahwa seseorang bertambah dalam berbagai kemampuannya yang bemacam-macam bahwa ia lebih mengalami diferensiasi dan juga bahwa ia pada tingkatan yang lebih tinggi, lebih mengalami integrasi. Disini pertumbuhan khusus dimaksudkan bagi pertumbuhan dalam ukuran badan dan fungsi-fungsi fisik murni. Menurut pendapat para psikolog istilah perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologi yang menampak.
Pertumbuhan fisik memang mempengaruhi perkembangan psikologi. Pertambahan fungsi-fungsi otak misalnya memungkinkan anak dapat tersenyum, berjalan, bercakap-cakap dan lainsebagainya. Kemampuan berfungsi dalam tingkat yang lebih tinggi ini sebagai hasil pertumbuhan dapat disebut kematangan.
Tumbuh adalah berbeda dengan perkembangan. Pribadi yang tumbuh mengandung arti yang berbeda dengan pribadi yang berkembang. Olehkarena itu dibedakan antara [ertumbuhan dan perkembangan. Dalam pribadi manusia, baik yang jasmaniah maupun yang rohaniah terdapat dua bagian yang berbeda sebagai kondisi yang menjadikan pribadi manusia berubah menuju ke arah kesempurnaan.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada material sesuatu sebagai akibat dari adanya pengeruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atu pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besr, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas.
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan kualitatif daripada fungsi-fungsi. Perubahan sesuatu fungsi adalah disebabkan oleh adanya proses pertumbuhan material yang memungkinkan adanya fungsi itu, dan disamping itu disebabkan oleh karena perubahan tingkah laku hasil belajar. Dengan demikian kita boleh merumuskan pengertian perkembangan pribadi sebagai perubahan kualitatif daripada setiap fungsi kepribadian akibat adanya pertumbuhan dan belajar.
5. Jenis-Jenis Kebutuhan dan Pemenuhannya
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya menuju ke jenjang kedewasaan, kebutuhan psikolog,sosial semakin banyak dibandingkan dengan kebutuhan fisik karena pengalaman kehidupannya semakin luas, kebutuhan itu timbul disebabkan oleh dorongan – dorongan (motif). Kebutuhan dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yakni :
· Kebutuhan primer : merupakan kebutuhan biologis yang didorong oleh motif asli contohna : makan,minum, dan bernafas. Pada tingkat remaja kebutuhan primer ini dapat bertambah adalah kebutuhan seksual.
· Kebutuhan sekunder : merupakan kebutuhan yang didorong oleh motif yang dipelajari seperti misalnya: kebutuhan akan hiburan, dll
Menurut Cole dan Bruce (1959) (oxendine,1984:227) membedakan kebutuhan menjadi 2 bagian yakni :
i. Kebutuhan fisiologis contohnya : makan, minum, istirahat, seksual, dan perlindungan diri.
ii. Kebutuhan psikologis contohnya : kebutuhan untuk memiliki sesuatu, kebutuhan akan cinta dan kasih sayang, kebutuhan akan keyakinan diri, dan kebutuhan aktualisasi diri.
Kebutuhan spikologis muncul dalam kehidupan manusia, seperti : apa yang dialami setiap hari secara emosional, yaitu: senang, puas, sedih, dll. Berhubung manusia hidup bersama di dalam masyarakat. Maka mereka ingin mengatur dan mengikuti peraturan yang berlaku di dalam kehidupan masyarakat sekalipun kadang - kadang hal ini sangat sukar, untuk itu manusia belajar memahami norma – norma dan sifat – sifat normatif, artinya perilaku manusia diarahkan dan disesuaikan dengan kehidupan bermasyarakat. Dalam dunia pendidikan ada kalanya berkembang norma – norma baru dan norma itu segera diberlakukan di masyarakat. Oleh karena itu, dalam kehidupan manusia ini juga berkembang kebutuhan – kebutuhan normatif yaitu kebutuhan yang ditentukan dan sesuai dengan harapan – harapan pihak lain dan yang diterima oleh dirinya, sekarang maupun yang akan datang.
6. Kebutuhan Remaja, Masalah dan Konsekuensinya
Masa remaja merupakan masa peralihann dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Hall (dalam Liebert dan kawan-kawan, 1974:478) memandang bahwa masa remaja ini sebagai masa “storm and stress”. Ia menyatakan bahwa selama masa remaja banyak masalah yang dihadapi karena remaja itu berupaya menemukan jati dirinya (identitasnya).
Beberapa jenis kebutuhan remaja dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok kebutuhan, yaitu:
1. Kebutuhan organic, yaitu makan, minum, bernapas, seks;
2. Kebutuhan emosional, yaitu krbutuhan untuk mendapatkan simpati dan pengakuan dari pihak lain, dikenal dengan n’Aff;
3. Kebutuhan berprestasi atau need of achievement (yang dikenal dengan n’Ach), yang berkembang karena didorong untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan sekaligus menunjukkan kemampuan psikofisis;dan
4. Kebutuhan untuk mempertahankan diri dan mengembangkan jenis. Pertumbuhan fisik dan perkembangan sosial-psikologis dimasa remaja pada dasarnya merupakan kelanjutan, yang dapat diartikan penyempurnaan, proses pertumbuhan, dan perkembangan dari proses sebelumnya.
5. Harapan-harapan untuk dapat berdiri sendiri dan untuk hidup mandiri secara sosial ekonomis akan berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan plihan jenis pekerjaan dan jenis pendidikan.
6. Berbagai norma dan nilai yang berlaku di dalam hidup bermasyarakat merupakan masalah tersendiri bagi remaja, sedangkan di pihak remajanya sendiri merasa memiliki nilai dan norma kehidupannya yang dirasa lebih sesuai.
Usaha-Usaha Pemenuhan Lebutuhan remaja dan Implikasinya dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Pemenuhan kebutuhan fisik atau organic merupakan tugas pokok. Kebutuhan ini harus dipenuhi, karena hal ini merupakan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya agar tetap tegar (survival). Akibat tidak terpenuhinya kebutuhan fisik ini akan sangat berpenngaruh terhadao pembentukan pribadi dan perkembangan psikososial seorang individu.
Khusus kebutuhan seksual, hal ini juga merupakan kebutuhan fisik remaja, usaha pemenuhannya harus mendapatkan perhatian khusus dari orang tua, terutama ibu. Sekalipun kebutuhan seksual merupakan bagian dari kebutuhan fisik, namun hal ini menyangkut faktor lain utnuk diperhatikan dalam pemenuhannya.
Untuk mengembangkan kemampuan hidup bermasyarakat dan mengenalkan berbagai norma sosial, amat penting dikembangkan kelompok-kelompok remaja untuk berbagai urusan, seperti kelompok olahraga, seni dan music atau yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar